BERMANFAAT, WA 0858-5946-5858 Nama Dan Tempat Ziarah Wali Songo
Rabu, 24 Oktober 2018
Wisata Religi Ziarah Wali Songo,
Wisata Ziarah Wali Songo,
ziarah wali songo cirebon
Edit
Perjuangan Sunan Gunung Jati
Wisata
Ziarah Wali Songo Sering
kali terjadi kerancuan antara nama Fatahillah dengan Syarif Hidayatullah yang
bergelar sbg Sunan Gunung Jati. Orang menganggap Fatahillah dan Syarif
Hidayatullah adalah satu, padahal benar adalah dua orang. Syarif Hidayatullah
cucu Raja Pajajaran adalah seorang penyebar Islam di Jawa Barat yang kemudian
disebut Sunan Gunung Jati. Sedangkan Fatahillah adalah seorang pemuda Pasai
yang dikirim Sultan Trenggana membantu Sunan Gunung Jati berperang melawan
Portugis. Bukti bahwa Fatahillah bukan Sunan Gunung Jati adalah makam dekat
Sunan Gunung Jati yang ada tulisan Tubagus Pasai adalah Fathullah atau
Fatahillah atau Faletehan menurut Lidah Orang Portugis
Wisata Religi Ziarah Wali Songo Syarif Hidayatullah dan
ibunya Syarifah Muda’im datang ke negeri Caruban Larang Jawa Barat pada tahun
1475 sesudah mampir dahulu di Gujarat dan Pasai untuk menambah pengalaman.
Kedua orang itu disambut gembira oleh Pangeran Cakrabuana dan keluarganya.
Syekh Datuk Kahfi sudah wafat, guru Pangeran Cakrabuana dan Syarifah Muda’im
itu dimakamkan di Pasambangan. Dengan alasan agar selalu dekat dengan makam
gurunya. Syarifah Muda’im minta diizinkan tinggal di Pasambangan atau Gunung
Jati.
Wisata Ziarah Makam Wali Songo Syarifah Muda’im dan
puteranya Syarif Hidayatullah meneruskan usaha Syekh Datuk Lahfi. Sehingga kemudian
hari Syarif Hidayatullah terkenal sebagai Sunan Gunung Jati. Tibalah saat yang
ditentukan, pangeran Cakrabuana menikahkan anaknya yaitu Nyi Pakungwati dengan
Syarif Hidayatullah. Selanjutnya yaitu pada tahun 1479 karena usia lanjut
pangeran Cakrabuana menyerahkan kekuasaan negeri Caruban kepada Syarif
Hidayatullah dengan gelar Susuhan yaitu orang yang dijunjung tinggi.
Nama Dan Tempat
Ziarah Wali Songo Disebutkan, pada tahun pertama pemerintahannya Syarif
Hidayatullah berkunjung ke Pajajaran untuk mengunjungi kakeknya yaitu Prabu
Siliwangi. Sang Prabu diajak masuk Islam kembali tetapi tidak mau. Meski Prabu
Siliwangi tidak mau masuk Islam, dia tidak menghalangi cucunya menyiarkan agama
Islam di wilayah Pajajaran.
Ziarah Wali Songo Banjarmasin Syarif Hidayatullah kemudian melanjutkan
perjalanannya ke Serang. Penduduk Serang sudah ada yang masuk Islam dikarenakan
banyaknya saudagar dari Arab dan Gujarat yang sering singgah ke tempat itu.
Kedatangan Syarif Hidayatullah disambut baik oleh Adipati Banten. Bahkan Syarif
Hidayatullah dijodohkan dengan puteri Adipati Banten yang bernama Nyi
Kawungten. Dari perkawinannya inilah kemudian Syarif Hidayatullah dikaruniai
dua orang putera yaitu Nyi Ratu Winaon dan Pangeran Sebakingking. Dalam
menyebarkan agama Islam di tanah jawa, Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung
Jati tidak bekerja sendirian, beliau sering bermusyawarah dengan anggota para
wali lainnya di mesjid Demak. Bahkan
disebutkan beliau juga membantu berdirinya mesjid Demak.
Dari pergaulannya dengan Sultan Demak dan para wali
lainnya ini akhirnya Syarif Hidayatullah mendirikan Kesultanan Pakungwati dan
ia memploklamirkan diri sebagai raja yang pertama dengan gelar Sultan. Dengan
berdirinya Kesultanan tersebut Cirebon tidak lagi mengirim upeti kepada Pajajaran
yang biasanya disalurkan lewat Kadipaten Galuh.
Ziarah Wali
Songo Dari Jakarta Dengan bergabungnya prajurit dan perwira pilihan ke
Cirebon maka makin bertambah besarlah pengaruh Kesultanan Pakungwati.
Daerah-daerah lain seperti: Surakanta, Japura, Wanagiri, Telaga dan lain-lain
menyatakan diri menjadi wilayah Keslutanan Cirebon. Lebih-lebih dengan
diperluasnya Pelabuhan Muara Jati, makin bertambah besarlah Kasultanan Cirebon.
Banyak pedagang besar dari negeri asing datang menjalin persahabatan. Diantaranya
dari negeri Tiongkok. Salah seorang keluarga istana Cirebon kawin dengan
pembesar dari negeri Cina yang berkunjung ke Cirebon yaitu Ma Huan. Maka
jalinan antara Cirebon dan negeri Cina makin erat.
Bahkan Sunan Gunung Jati pernah diundang ke negeri Cina
dan kawin dengan puteri Kaisar Cina bernama puteri Ong Tien. Kaisar Cina pada
saat itu dari dinasti Ming juga beragama Islam. Dengan perkawinan itu sang
Kaisar ingin menjalin erat hubungan baik antara Cirebon dan negeri Cina, hal
ini ternyata menguntungkan bangsa Cina untuk dimanfaatkan dalam dunia
perdagangan.Ziarah Wali Songo Cirebon
Sesudah kawin dengan Sunan Gunung Jati, puteri Ong Tien
diganti namanya menjadi Nyi Ratu Rara Semanding. Kaisar ayah puteri Ong Tien
ini membekali puterinya dengan harta benda yang tidak sedikit. Sebagian besar
barang-barang peninggalan puteri Ong Tien yang dibawa dari negeri Cina itu
sampai sekarang masih ada dan tersimpan di tempat yang aman. Istana dan Mesjid
Cirebon kemudian dihiasi lagi dengan motif-motif hiasan dinding dari negeri
Cina.
Mesjid Agung Sang Ciptarasa dibangun pada tahun 1980 atas
prakarsa Nyi Ratu Pakungwati atau isteri Sunan Gunung Jati. Dari pembangunan
mesjid itu melibatkan banyak pihak, diantaranya Wali Songo dan sejumlah tenaga
ahli yang dikirim oleh Raden Patah. Dalam pembangunan itu Sunan Kalijaga
mendapat penghormatan untuk mendirikan Soko Tatal sebagai lambang persatuan
umat. Selesai membangun mesjid, diteruskan dengan membangun jalan raya yang
menhubungkan Cirebon dengan daerah-daerah Kadipaten lainnya untuk memperluas
pengembangan Islam diseluruh tanah pasundan. Prabu Siliwangi hanya bisa menahan
diri atas perkembangan wilayah Cirebon yang semakin luas itu. Bahkan wilayah
Pajajaran sendiri sudah semakin terhimpit.
Pathak Warak menyumpah-nyumpah, hatinya marah sekali
diperlakukan seperti itu. Apalagi dilihatnya para tamu undangan menertawakan
kekonyolan itu, diapun semakin malu. Hampir saja Roroyono ditamparnya kalau
tidak ingat bahwa gadis itu adalah puteri gurunya.
Pada tahun 1511 Malaka diduduki oleh bangsa Portugis.
Selanjutnya mereka ingin memperluas kekuasaannya ke pulau jawa. Pelabuhan sunda
kelapa yang jadi incaran mereka untuk menancapkan kuku penjajahan. Demak
Bintoro tahu bahaya besar yang mengancam kepulauan nusantara. Oleh karena itu
Raden Patah mengirim adipati Unus atau Pangeran Sabrang Lor untuk menyerang
Portugis di Malaka. Ada salah seorang pejuang Malaka yang ikut ke tanah jawa
yaitu Fatahillah. Ia bermaksud meneruskan perjuangannya di tanah jawa. Dan
dimasa Sultan Trenggana ia diangkat menjadi panglima perang.
Pengalaman adalah guru yang terbaik, dari pengalamannya
bertempur di Malaka tahulah Fatahillah titik-titik lemah tentara dan siasat
Portugis. Itu sebabnya dia dapat memberi komando dengan tepat dan setiap serangan
Demak-Cirebon selalu membawa hasil gemilang. Akhirnya Portugis dan Pajajaran
kalah, Portugis kembali ke Malaka, sedang tentara Pajajaran cerai berai tak
menentuk arahnya.
Selanjutnya Fatahillah ditugaskan mengamankan Banten dari
gangguan para pemberontak yaitu sisa-sisa pasukan Pajajaran. Usaha ini tidak
menemui kesulitan karena Fatahillah dibantu putera Sunan Gunung Jati yang
bernama Pangeran Sebakingking. Dikemudian hari Pangeran Sebakingking ini
menjadi penguasa Banten dengan gelar Pangeran Hasanuddin.
Kurang lebih sekitar tahun 1479, Sunan Gunung Jati pergi
ke daratan Cina dan tinggal didaerah Nan King. Di sana ia digelari dengan
sebutan Maulana Insanul Kamil.
Daratan Cina sejak lama dikenal sebagai gudangnya ilmu
pengobatan, maka disanalah Sunan Gunung Jati juga berdakwah dengan jalan
memanfaatkan ilmu pengobatan. Beliau menguasai ilmu pengobatan tradisional.
Disamping itu , pada setiap gerakan fisik dari ibadah Sholat sebenarnya
merupakan gerakan ringan dari terapi pijat atau akupuntur, terutama bila
seseorang mau mendirikan Sholat dengan baik, benar lengkap dengan amalan sunah
dan tuma’ninahnya. Dengan mengajak masyarakat Cina agar tidak makan daging babi
yang mengandung cacing pita, dan giat mendirikan sholat lima waktu, maka orang
yang berobat kepada Sunan Gunung Jati banyak yang sembuh sehingga nama Gunung
Jati menjadi terkenal di seluruh daratan Cina.
Di negeri naga itu Sunan Gunung Jati berkenalan dengan
Jenderal Ceng Ho dan sekretaris kerajaan bernama Ma Huan, serta Feis Hsin,
ketiga orang ini sudah masuk Islam. Pada suatu ketika Sunan Gunung Jati
berkunjung ke hadapan kaisar Hong Gie, pengganti kaisar Yung Lo dengan puteri
kaisar yang bernama Ong Tien. Menurut versi lain yang mirip sebuah legenda,
sebenarnya kedatangan Sunan Gunung Jati di negeri Cina adalah karena tidak
sengaja. Pada suatu malam, beliau hendak melaksanakan sholat tahajjud. Beliau
hendak sholat di rumah tetapi tidak khusu’ lalu beliau sholat di mesjid, di
mesjid juga belum khusu’. Beliau heran padahal bagi para wali, sholat tahajjud
itu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kemudian
Sunan Gunung Jati sholat diatas perahu dengan khusu’. Bahkan dapat tidur dengan
nyenyak setelah sholat dan berdo’a.
Ketika beliau terbangun beliau merasa kaget. Daratan
pulau jawa tidak nampak lagi. Tanpa sepengetahuannya beliau telah dihanyutkan
ombak hingga sampai ke negeri Cina. Di negeri Cina beliau membuka praktek
pengobatan. Pendudu Cina yang berobat disuruhnya melaksanakan sholat. Setelah
mengerjakan sholat mereka sembuh. Makin hari namanya makin terkenal, beliau
dianggap sebagai sinshe yang berkepandaian tinggi terdengar oleh kaisar. Sunan
Gunung Jati dipanggil keistana, kaisar hendak menguji kepandaian Sunan Gunung
Jati sebagai tabib dia pasti dapat mengetahui mana seorang yang hamil muda atau
belum hamil.
Dua orang puteri kaisar disuruh maju. Seorang diantara
mereka sudah bersuami dan sedang hamil muda atau baru dua bulan. Sedang yang
seorang lagi masih perawan namun perutnya diganjal dengan bantal sehingga
nampak seperti orang hamil. Sementara yang benar-benar hamil perutnya masih
kelihatan kecil sehingga nampak seperti orang yang belum hamil
Maka gemparlah seisi istana. Ternyata bantal diperut Ong
Tien telah lenyap entah kemana. Sementara perut puteri cantik itu benar-benar
membesar seperti orang hamil.
Kaisar menjadi murka. Sunan Gunung Jati diusir dari
daratan Cina. Sunan Gunung Jati menurut, hari itu juga ia pamit pulau ke pulau
jawa. Namun puteri Ong Tien ternyata terlanjur jatuh cinta kepada Sunan Gunung
Jati maka dia minta kepada ayahnya agar diperbolehkan menyusul Sunan Gunung
Jati ke pulau Jawa.
Kaisar Hong Gie akhirnya mengijinkan puterinya menyusul
Sunan Gunung Jati ke pulau Jawa. Puteri Ong Tien dibekali harta benda dan
barang-barang berharga lainnya seperti bokor, guci emas dan permata. Puteri
cantik itu dikawal oleh tiga orang pembesar kerajaan yaitu Pai Li bang seorang
menteri negara. Lie Guan Chang dan Lie Guan Hien. Pai Li Bang adalah salah
seorang murid Sunan Gunung Jati tatkala beliau berdakwah di Cina.
Dalam pelayarannya ke pulau jawa, mereka singgah di
kadipaten Sriwijaya. Begitu mereka datang para penduduk menyambutnya dengan
meriah sekali
Kontan Pai Li Bang digotong penduduk diatas tandu.
Dielu-elukan sebagai pemimpin besar. Dia dibawa ke istana Kadipaten Sriwijaya.
Tetua masyarakat itu menerangkan. Bahwa adipati Ario
Damar selaku pemegang kekuasaan Sriwijaya telah meninggal dunia. Penduduk
merasa bingung mencari penggantinya, karena putera Ario Damar sudah menetap di
Pulau Jawa. Yaitu Raden Fatah dan Raden Hasan.
Dalam kebingungan itulah muncul Sunan Gunung Jati, beliau
berpesan bahwa sebentar lagi akan datang rombongan muridnya dari negeri Cina,
namanya Pai Li Bang. Muridnya itulah yang pantas menjadi pengganti Ario Damar.
Sebab muridnya itu adalah seorang menteri negara di negeri Cina.
Setelah berpesan begitu Sunan Gunung Jati meneruskan
pelayarannya ke pulau jawa. Pai Li Bang memang muridnya. Dia semakin kagum
dengan gurunya yang ternyata mengetahui sebelum kejadian, tahu kalau dia bakal
menyusul ke pulau jawa. Pai Li Bang tidak menolak keinginan gurunya, dia
bersedia menjadi adipati Sriwijaya. Dalam pemerintahannya Sriwijaya maju pesat
sebagai kadipaten yang paling makmur dan aman. Setelah Pai Li Bang meninggal
dunia maka nama kadipaten Sriwijaya diganti menjadi nama kadipaten Pai Li Bang,
dalam perkembangannya karena proses pengucapan lidah orang Sriwijaya maka lama
kelamaan kadipaten itu lebih dikenal dengan sebutan Palembang hingga sekarang.
Sementara itu puteri Ong Tien meneruskan pelayarannya
hingga ke pulau jawa. Sampai di Cirebon dia mencari Sunan Gunung Jati, tapi
Sunan Gunung Jati sedang berada di Luragung. Puteri itupun menyusulnya.
Pernikahan antara puteri Ong Tien denga Sunan Gunung Jati terjadi pada tahun
1481, tapi sayang pada tahun 1485 puteri Ong Tien meninggal dunia. Maka jika
anda berkunjung ke makam Sunan Gunung Jati di Cirebon jangan lah merasa heran
disana banyak ornamen cina dan nuansa cina lainnya. Memang ornamen dan
barang-barang antik itu berasal dari cina.
Wali songo selalu bermusyawarah apabila menghadapi suatu
masalah pelik yang berkembang di masyarakat. Termasuk kebijakan dakwah yang
mereka lakukan kepada masyarakat jawa.
Mula-mula sunan Ampel tidak setuju atas cara dakwah yang
dilakukan Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Namun Sunan Kudus mengajukan
pedapatnya. Saya setuju dengan pendapat Sunan Kalijaga, bahwa adat istiadat
lama yang masih bisa diarahkan kepada agama tauhid maka kita akan memberikannya
warna Islami. Sedang adat dan kepercayaan lama yang jelas-jelas menjurus ke
arah kemusyrikan kita tinggal sama sekali. Sebagai misal, gamelan dan wayang
kulit, kita bisa memberinya warna Islam sesuai dengan selera masyarakat. Adapun
tentang kekuatiran kanjeng Sunan Ampel, saya mempunyai keyakinan bahwa
dibelakang hari akan ada orang yang menyempurnakannya.
Adanya dua pendapat yang seakan bertentangan tersbut
sebanarnya mengandung hikmah. Pendapat Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus ada
benarnya yaitu agar Islam cepat diterima oleh orang jawa, dan ini terbukti,
dikarenakan dua wali tersebut pandai mengawinkan adat istiadat lama yang dapat
ditolerir Islam maka penduduk jawa banyak yang berbondong-bondong masuk agama
Islam. Pada prinsipnya mereka mau menerima Islam dengan lebih dahulu dan
sedikit demi sedikit kemudian mereka
akan diberi pengertian akan kebersihan tauhid dalam iman mereka.
Sebaliknya, adanya pendapat Sunan Ampel yang menginginkan
Islam harus disiarkan dengan murni dan konsekuen juga mengandung hikmah
kebenaran yang hakiki menjalankan syariat agama secara benar dan bersih dari
segala macam bid’ah. Inilah jasa Sunan Ampel yang sangat besar, dengan
peringatan inilah beliau telah menyelamatkan aqidah umat agar tidak
tergelincitr ke lembah musyrik.
fun wisata kreatif
fun wisata kreatif
#ziarahwalisongo #ziarahwalisongocirebon #walisongo #walisembilan
#sembilanwali #travelziarahwalisongo
#sunangunungjati #sunanamper #sunangiri #sunan #pakettourwisatareligi
#ziarahkubursunangunungjati #ziarahkubursunanamper #ziarahkubursunangiri
#ziarahwalisongo
0 Response to "BERMANFAAT, WA 0858-5946-5858 Nama Dan Tempat Ziarah Wali Songo"
Posting Komentar